Menarik di KLU, Kelompok Ternak Sapi Produksi Listrik dan Pupuk Organik

oleh
oleh

Laporan : Titto/Reporter Ujungpandang Pos dari Lombok Utara

Setelah mengikuti selama dua hari materi pembelajaran dan menthorship Project Right To Food (RTF) bersama Koalisi rakyat untuk kedaulatan pangan (KRKP) Kota Bogor, KATALIS Kabupaten Maros dan Luwu Utara, MASSTER Kabupaten Sumba Timur, YLKMP Kab. Lombok Utara, dan Ayu Tani dari Flores Timur yang di dukung oleh oxfam di Hotel Medana May Lombok Utara.

Kami kemudian mengunjungi salah satu desa. Dimana di desa tersebut, kelompok ternak sapi mengelolah sapi ternaknya secara swadaya.

Dalam kunjungan tersebut, Ada yang menarik perhatian, dimana ditemukan suatu desa yaitu Desa Genggelang, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara, atas kesadaran masyarakatnya mampu mengelolah ternak sapi secara swadaya.

“Desa Genggelang ini, terdapat 22 dusun. Dan tiap dusun memiliki kelompok ternak sapi yang memiliki kandang bersifat swadaya di kelolah kelompok ternak, “ujar Ketua Kelompok Tani Ternak Ngiring Datu, Desa Genggelang Kec. Gangga Kabupaten Lombok Utara, Syajul Yadi, saat di temui di lokasi kandang sapi, Jum’at (4/5/2018) kemarin.

Selain itu, kelompok ternak yang ada di Desa Genggelang memproduksi biodigester kapasitas 20 M3 juga memproduksi listrik berkapasitas 1000 watt yang bersumber dari kotoran sapi dari 290 ekor. Listrik tersebut dapat menerangi seluruh kandang.

Namun, Luas areal kandang masih berstatus sewa senilai 5juta / tahun. sapi yang di kandangkan sebanyak 290 ekor dengan luas areal 35 are, tidak membuat kerepotan pengelolahan kandang untuk mengurusi sapi tersebut, lanjutnya.

“Akan tetapi, masing masing pemilik ternak datang ke kandang tersebut mengurusi ternaknya mulai mengurusi pakan dan seterusnya hingga proses penjualannya. Dari hasil penjualan tiap sapi ternak tersebut, mendapatkan potongan sebesar 25.000 dan dimasukkan ke kas kelompok untuk biaya perawatan kandang, “singkatnya.

Sementara Sekretaris Kelompok Ternak Ngiring Datu, Desa Genggelang Kec. Gangga, kabupaten Lombok Utara, Murdah katakan bahwa hasil produksi pupuk organik tersebut, di manfaatkan petani untuk dapat meningkatkan hasil produksinya. Dan juga menjadi solusi bagi masyarakat setempat ditengah kegelisahan masyarakat terkait mahalnya, rumitnya dan susahnya pupuk kimia di dapatkan untuk memenuhi kebutuhan petani yang telah di subsidi oleh pemerintah.

“Petani sawah, sebelumnya menggunakan pupuk organik hasil produksi perhektar nya 4 ton. Kemudian meningkat menjadi 6 ton hasil produksi setelah menggunakan pupuk organik, “tutupnya.

Pantauan UPOS, Dalam kandang tersebut, tertata dengan rapi. Dan hasil kotorannya berfungsi sebagai pupuk organik yang telah menambah nilai ekonomis masyarakat. Hanya saja perhatian kepala desa tak ada.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.