Tembok MenutupI Rumah Tahfiz di Makassar Akhirnya Dibongkar

oleh
oleh

UPOS, Makassar – Petugas Satpol PP Kota Makassar, akhirnya membongkar tembok yang menutup akses ke Rumah Tahfiz, di Jalan Ance Daeng Ngoyo, Lorong 5, Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sabtu (24/07/2021).

Pembongkaran itu dilakukan, Pukul 10.00 Wita, dikawal oleh aparat TNI, Polri, dan pemerintah kecamatan setempat.

Awalnya, pembongkaran itu dilakukan Amiruddin, Anggota DPRD Pangkep dari fraksi PAN, yang diwakili oleh keluarganya secara simbolis memakai linggis. Selanjutnya diserahkan ke Camat Panakkukang, Thahir Rasyid secara simbolis, serta dilanjutkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Satgas Kecamatan Panakkukang kemudian menyelesaikannya.

Pembongkaran itu berlangsung aman dan kondusif, tanpa ada gesekan antara pihak yang bersangkutan.

“Alhamdulillah semuanya sudah aman,” tutur Camat Panakkukang, Muh Thahir Rasyid, kepada awak media di lokasi pembongkaran.

Sebelumnya diberitakan dan menjadi viral, rumah tahfiz ini sempat ditembok tetangganya, Amiruddin, seorang oknum anggota DPRD Pangkep yang juga mantan camat di Kabupaten Pangkep itu, bahkan mengaku menyesalkan pemberitaan sepihak disejumlah media yang menyebut dirinya tega menutup akses untuk santri pondok tahfiz.

Dikatakannya, akses tersebut bukan jalan utama, justru ia selama ini membantu pemilik rumah yang menghibahkan tanahnya itu ke pondok tahfiz. Amiruddin mengaku, tembok itu sebenarnya sudah lama berdiri, namun dibobol untuk membantu mengangkut material pemilik pondok tahfiz.

“Sebenarnya ini sudah tiga tahunan, dulu sudah ada. Tetapi dibobol karena mereka mau simpan materialnya. Jadi dibiarkan dibobol dengan janji akan ditutup kembali. Tetapi ternyata tidak ditutup, padahal semua kotorannya itu ke halaman saya dan janjinya juga mereka yang akan tutup sendiri. Karena ini memang bukan jalanan, jalanan itu ada di depannya pondok tahfiz, rumah saya dibelakangnya,” ungkapnya, kepada awak media, Jumat (23/07/2021) malam.

Sementara Ketua DPW PAN Provinsi Sulawesi Selatan, Ashabul Kahfi Djamal, di lokasi penembokan di Makassar mengatakan, bahwa setelah pembongkaran tembok tersebut, pihaknya berharap masalah tersebut bisa selesai.

“Hari ini saya datang ternyata sudah dibongkar lebih awal. Saya anggap sudah selesai, akses sudah dibuka kembali. Saya harap masalah tersebut bisa selesai,” ucapnya.

Setelah tembok ini dibongkar, menurutnya, Amiruddin juga akan melakukan klarifikasi atau tabayun dengan sejumlah pihak. Kahfi sebelumnya mengaku, sudah meminta Amiruddin membongkar tembok tersebut.

“Proses tindak lanjutnya kita klarifikasi dulu kan. Ini kan panjang, sebelum ada tahfiz kan sudah ada tembok itu. Nanti kita klarifikasi itu. Yang penting untuk kemaslahatan bersama. Hari ini saya perintahkan kepada Amiruddin sebagai kader PAN untuk membuka akses jalan itu dulu,” ujarnya.

Sementara itu, perwakilan dari keluarga Amiruddin, Ahmad Akbar, juga menyampaikan permohonan maaf atas kesalahpahaman ini.

Dia menegaskan, bahwa keluarganya sama sekali tidak terganggu oleh suara-suara mengaji dari para tahfiz itu.

“Bahwa Haji Amiruddin memohon maaf, beribu-ribu maaf, atas kesalahpahaman ini,” kata Akbar, kepada sejumlah wartawan di lokasi pembongkaran tembok.

Ahmad Akbar, yang merupakan perwakilan keluarga Amiruddin, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan semua pihak yang merasa dirugikan atas tindakan mereka.

“Kami mohon maaf apabila ada hal-hal yang tidak berkenan terhadap apa yang kami lakukan,” ujar Ahmad Akbar.

Dia pun menceritakan alasan keluarganya menembok pintu belakang rumah hafitdz tersebut, karena hanya kesalahpahaman belaka dan juga ada hal-hal yang terjadi tidak diduga.

“Bukti surat yang kami miliki itu lokasi ini adalah satu kesatuan, walaupun sebenarnya ini adalah jalanan tidak bisa diperjual belikan. Kami beli ini dari pemilik pertama, ternyata menurut aturan itu tidak boleh diperjualbelikan karena itu jalanan,” jelasnya.

Diapun berkali-kali minta maaf, atas apa yang mereka lakukan, karena ternyata yang mereka tembok itu adalah jalanan.

“Kami juga baru paham dan mengerti, ternyata tindakan kami ini sangat tidak benar. Lewat kesempatan ini tolong dimuat. Kami sekeluarga memohon maaf atas kekeliruan kami,” tambahnya.

“Terkait berita yang beredar bahwa kami melarang suara mengaji itu tidak benar, kami ini orang Islam loh, kami ini semua haji jadi itu tidak benar. Tolong beritakan itu semua sama sekali tidak benar, kami tidak merasa keberatan dan tidak merasa tersinggung, dan kami juga tidak merasa terganggu dengan suara Tahfidz,” papar Ahmad Akbar. (Arman)

No More Posts Available.

No more pages to load.