Survei Profetik Institute: Danny Menang Jika None Gagal Maju, Appi?

oleh
oleh

UPOS, Makassar– Lembaga riset Profetik Institute merilis hasil survei elektabilitas sejumlah kandidat bakal calon Wali Kota Makassar tahun 2020. Hasil survei diekspose di Hotel Trisula, Selasa (30/6/2020).

Hasilnya, jika Pemilihan Walikota (Pilwalkot) Makassar, 9 Desember 2020 mendatang gagal diikuti oleh calon petahana, Moh Ramdhan Pomanto (Danny), maka Munafri Arifudin (Appi) diprediksi akan leading sebagai pemenang.

Survei tersebut digelar pada 17-26 Juni 2020 dengan melibatkan 1.200 responden yang pilih menggunakan metode multistage random sampling, margin eror 2,9 persen. Proporsi sampel juga disesuai dengan parameter populasi warga Makassar versi Badan Pusat Statistik, seperti demografi agama, gender, dan suku.

Jika Pilwalkot tidak diikuti Danny Pomanto, maka pasangan Munafri Arifuddin-Abdul Rahman Bando (Appi-ARB) memimpin dengan tingkat elektabilitas 42,2 persen. Sementara pasangan Syamsu Rizal-Fadli Ananda (Ical-Fadli) memperoleh elektabilitas sebesar 19 persen, dan pasangan Irman Yasin Limpo-Yagkin Padjalangi harus puas dengan elektabilitas hanya 4 persen. Dan responden yang belum menentukan pilihan cukup besar yakni 34,8 persen.

“Sebenarnya simulasi ini sangat memungkinkan terjadi jika melihat situasi dukungan partai hari ini,” kata Direktur Profetik Institute, Muh Asratillah Senge.

Ia melanjutkan, jika pilwalkot tidak diikuti oleh None, maka gantian pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati (Danny-Fatma) yang memimpin dengan tingkat elektoral 36,4 persen. Sementara Appi-ARB diposisi kedua dengan elektabilitas 29,8 persen dan Ical-Fadli diurutan terakhir dengan elektabilitas 17,64 persen, dan responden yang belum menentukan pilihan sebesar 16,1 persen.

Survei ini memiliki tingkat kesalahan atau margin of error sebesar 2,6 persen. Tingkat partisipasi pemilih di Pilwakot Makassar juga diprediksi akan cukup tinggi.

“82 persen responden menyatakan sangat besar kemungkinan untuk ke TPS dan memberikan suaranya. Semoga data ini bertahan sampai hari H agar partisipasi pemilih di pilwalkot nanti juga cukup tinggi,” imbuh Asratillah.

Mengomentari survei tersebut, pakar politik dari Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr Luhur Andi Prianto menilai kalangan professional akan menjadi pilihan pemimpin yang terbaik untuk masyarakat Kota Makassar ke depan. Pasalnya, sudah banyak contoh daerah yang berhasil bangkit karena dipimpin oleh kepala daerah yang berlatar belakang professional.

“Ada kelebihan yang dimiliki para professional yang bermigrasi ke politik. Itu karena mereka punya differensiasi dalam banyak hal. Banyak daerah lain yang dipimpin professional, itu berhasil membangun daerahnya dibanding yang pimpin birokrat atau politisi. Mungkin karena pemimpin professional itu sudah terbiasa dengan kerja-kerja yang terukur,” tutup Luhur. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.