Rekonstruksi Pembunuhan 18 Adegan Digelar Polres Palopo

oleh
oleh

Rekonstruksi pembunuhan Daeng Losi (60). Dilakukan tim identifikasi Sat Reskrim, disaksikan Kejaksaan Negeri Kota Palopo, di Halaman Mapolres Palopo. Senin (13/9/2021). (Ist)

UPOS, Palopo – Polres Palopo, menggelar rekonstruksi pembunuhan Daeng Losi (60), warga Perumahan Graha Janna Non Blok Kelurahan Songka, Kecamatan Wara Selatan, Kota Palopo, Senin (13/9/2021).

Karena alasan keamanan dan berpotensi menimbulkan kerumunan orang, rekonstruksi dilakukan di Halaman Mapolres Palopo. Pelaksanaan rekonstruksi itu dilakukan tim identifikasi Sat Reskrim dan disaksikan Kejaksaan Negeri Kota Palopo.

Pelaku, Hasbul 25 tahun memperagakan 18 adegan saat dirinya menganiaya Daeng Losi hingga meninggal dunia. Pada adegan ke 13 dan 14, Hasbul mengambil badik yang disimpan di pinggangnya lalu menusuk Daeng Losi.

Kasi Humas Polres Palopo, AKP Edy Sulistyono mengatakan, dalam rekonstruksi tersebut, Polres Palopo menghadirkan dua saksi. Saksi tersebut yang pertama kali menemukan mayat Daeng Losi yang sudah berlumur darah.

“Saksi Tasbih dan Fauziah dihadirkan. Mereka tetangga korban. Fauziah yang mendengar suara Daeng Losi meminta tolong. Sementara, Tasbih yang pertama kali masuk ke rumah Daeng Losi dan menemukan korban sudah meninggal dengan berlumur darah,” ujar AKP Edy.

Sejumlah luka ditemukan pada tubuh Daeng Losi. Luka itu antara lain, luka terbuka pada kepala bagian belakang, luka terbuka bagian pelipis kiri, memar mata sebelah kiri, memar pada bibir kiri, dua luka tusuk bagian perut kanan, dua luka tusuk bagian perut kiri, luka tusuk samping kanan dan kiri, dan luka robek jari-jari tangan kanan dan kiri.

“Adapun Pasal yang dikenakan 338 KUHP Subs 351 ayat (3), dan dengan ancaman hukuman 15 tahun,” jelas AKP Edy, melalui keterangannya.

Sebelumnya, Hasbul ditangkap polisi di tempat persembuniannya Desa Lise, Kecamatan Panca Lautang, Sidrap, Selasa (17/8/2021) lalu. Dia diringkus usai menghabisi nyawa Daeng Losi.

Kepada polisi, Hasbul mengaku sakit hati lantaran ditagih hutang oleh korban. Gelap mata, dia lalu menganiaya Daeng Losi dengan batu cobek dan sebilah badik. Mayat korban pertama kali ditemukan tetangganya yang sebelumnya mendengar suara jeritan dari rumah Daeng Losi.

Kondisi psikologis

Dari sisi psikologis hingga kenapa orang begitu berani mengahabisi nyawa korbannya yakni diurutan pertama adanya pribadi yang terlalu obsesif, pada kondisi ini boleh dibilang biasanya dialami oleh orang-orang yang belum dewasa dan butuh perhatian lebih.

Sehingga ketika mereka kehilangan rasa cinta dan kasih sayang, maka dalam pikirannya kekerasan adalah jalan terakhir untuk menyudahi semuanya.

Mereka yang terlalu Agresif juga sangat berisiko melakukan tindakan kekerasan juga pembunuhan. Seolah-olah tak ada rasa takut dalam diri mereka. Orang dengan sifat agresif cenderung spontan dan berani. Orang-orang tipe ini mudah terpancing dalam kemarahan, sehingga tak segan untuk melakukan tindakan kekerasan pada orang lain.

Orang yang tertutup juga berbahaya. Orang dengan tipe tertutup boleh dibilang jarang berinteraksi dengan orang lain, sehingga ketika mereka kesal akan sesuatu hanya akan dipendam seorang diri. Bahayanya kemarahan yang menumpuk bisa saja meledak ketika masalah besar yang dia hadapi sudah menemui jalan buntu. Kadang kondisi demikian memaksa orang untuk berbuat kekerasan pada orang lain.

Menjadi pendendam, juga dapat memunculkan berbagai persoalan baru dikemudian hari. Ketika dia merasa disakiti maka dia dapat membalas rasa sakit hai itu dengan sesuatu yang lebih kejam dari apa yang dia alami.

Rasa Trauma yang mendalam juga dapat menyebabkan terjadi tindak kekerasan dan pembunuhan. Pengalaman-pengalam buruk dimasa lampau membuat seseorang berusaha melindungi dirinya sendiri dari hal-hal buruk yang dia anggap dapat hadir kembali di kehidupannya.

Itulah beberapa kondisi psikososial yang sangat mungkin mempengaruhi seseorang hingga akhirnya tega membunuh orang lain di sekitar mereka. Tentunya masih banyak motif pembunuhan lain. Bahkan motif politik, SARA, faktor ekonomi pun bisa menjadi faktor tindak kekerasan hingga pembunuhan, belum juga termasuk berbagai persoalam kehidupan yang bisa menjadi pemicu begitu entengnya orang tanpa rasa takut untuk membunuh sesamanya. (Arman)

No More Posts Available.

No more pages to load.