Promosi Wisata Takalar, Laksus : Kami Anggap Sebagai Pemborosan Anggaran

oleh
oleh

Pemandangan foto promosi wisata Takalar, yang terpasang di perbatasan antara Kabupaten Gowa dan Kabupaten Takalar. (Ist)

UPOS, Takalar – Menyikapi anggaran baliho yang digelontorkan Pemda Takalar, sebesar Rp 800 juta lebih untuk promosi wisata, Lembaga Anti Korupsi Sulawesi Selatan (Laksus) angkat bicara.

Muhammad Ansar, Ketua Laksus mengatakan, anggaran baliho yang di gelontorkan untuk promosi wisata Takalar sebesar Rp. 826.745.000 juta rupiah dinilai pemborosan.

“Sebenarnya pemasangan baliho yang memakan biaya ratusan juta rupiah oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Takalar, kami anggap sebagai pemborosan anggaran, karena tidak terlalu efektif dan efisien untuk promosi tempat wisata,” ungkap Muhammad Ansar. Jum’at (5/8/2022).

Ansar mengatakan, jika sekiranya anggaran tersebut digunakan untuk melakukan event promosi ditempat-tempat wisata yang ada di Takalar, sehingga masyarakat bisa menyaksikan dan menikmati langsung tempat wisata tersebut.

“Kami rasa untuk promosi awal, cukup melalui media Online atau media Sosial yang hanya menggunakan anggaran sedikit namun efektif dan efisien, baik dalam menarik peminatnya maupun dalam segi penggunaan keuangan daerah,” pungkasnya.

“Dan akan lebih efisien lagi jika melibatkan lembaga-lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang kesenian dan budaya yang ada di kabupaten Takalar, sehingga anggaran tersebut dapat digunakan dengan baik dan terarah sesuai peruntukannya,” jelas Ansar.

Memanfaatkan media sosial atau media pemberitaan, lanjut Ketua Laksus, justru dapat meminimalisir pemborosan dan pancatutan untuk meningkatkan elektabilitas serta pencitraan suatu kelompok atau golongan-golongan tertentu, mengingat baliho yang kini terpasang di sejumlah wilayah di kabupaten Takalar hanya terpasang gambar bupati Takalar saja.

Sebelumnya, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Takalar, melalui Kabid Pariwisata mengaku, jika anggaran baliho senilai Rp. 826.745.000 juta rupiah untuk promosi wisata.

“Saya kira anggaran 826.745.000 juta itu, perlu kita pahami dulu, bahwasanya kegiatan ini untuk bagaimana menarik masyarakat yang diluar Takalar, bahkan warga yang tinggal di Takalar sendiri itu bisa datang berkunjung untuk menikmati wisata yang ada Kabupaten Takalar,” papar Zainal Soedarman, Kabid Pariwisata Kabupaten Takalar.

Kata Zainal Soedarman, tahun-tahun sebelumnya itu, dinas pariwisata hanya mendapatkan pemasukan diangka Rp 500 jutaan lebih.

Ia mengaku, pendapatan di sektor pariwisata tidak memenuhi target, lantaran pihaknya terkendala oleh pengadaan alat mpost.

“Kami menagih pajak, baik pajak hiburan, wisatawan dan resto, harus memakai alat, dan alat itu belum kita miliki, sehingga target 50 Miliyar pendapatan di semester pertama kita tidak dapatkan,” tuturnya.

Alat mpost (money payment online system) tersebut, ialah alat yang digunakan menagih pajak secara online yang terhubung langsung dengan KPK dan aplikasi daerah.

Dikatakannya, jika memasang alat itu, setiap pajak, seperti pajak makanan 10 persen, dan pajak hiburan 20 persen, itu semua langsung masuk ke aplikasi dan disitu tercatat.

“Alat yang tersedia dan yang terpasang sekarang ini hampir 30, sementara kebutuhan kita itu, data terakhir ada 248 yang harus kami pasangi alat,” sebutnya.

Mengenai pembuatan baliho yang menelan anggaran ratusan juta rupiah, Zainal Soedarman menjelaskan, jika baliho itu akan dipasang di 24 kabupaten kota.

Contoh misalnya, Kota Makassar itu akan dipasang sekitar 600 titik baliho, dan pemasangan baliho dibagi dalam 6 tahapan, dan tahap pertama itu akan dipasang seratus baliho.

Sementara untuk kabupaten kota lainnya, seperti mulai dari Bandara Sultan Hasanuddin Makassar sampai Kabupaten Pinrang, ada 167 baliho yang akan dipasang di tahap pertama.

Total keseluruhan baliho yang akan dipasang di 24 kabupaten kota di Sulawesi Selatan, kata Kabid Pariwisata, berjumlah 7548 baliho dengan total kontrak anggaran Rp. 826.745.000 dari total pagu senilai Rp. 868.952.000 juta rupiah.

“Jadi kita bisa berhitung sendiri, misalnya jumlah baliho 7548 ukuran 1×4 saja itu bisa kenanya berapa,” tanya Kabid Pariwisata.

Ukuran baliho yang akan di pasang ialah, 1×4 sama 2×3 ada dalam bentuk spanduk ada dalam bentuk baliho.

Lanjutnya, sampai saat ini, sudah ada yang terpasang sekitar kurang lebih 50 an, dan ada di wilayah Takalar.

“Setiap laporan yang masuk, kami meminta laporannya dengan cara memfoto melalui aplikasi open kamera, disitu akan muncul titik koordinat, waktu dan lokasi, jadi setiap pemasangan dan difoto melalui aplikasi open kamera akan terbukti,” bebernya.

Diketahui, untuk dari Makassar, sampai ke Bira Kabupaten Bulukumba, kurang lebih 183 titik untuk tahap pertama.

Untuk pemasangan baliho/spanduk di tahap pertama di 24 kabupaten kota, di sebutkan ada sekitar 1258 baliho.

“Kota Makassar sampai Pinrang itu 167, kota Makassar sendiri sekitar 100, gerbang Gowa sampai pelabuhan Bira Bulukumba 183, Parepare sampai Belopa 166, Belopa sampai Malili 227, anak Banua Bulukumba 238, Enrekang Toraja Utara 93, Maros Camba 49 dan kota Selayar 35,” paparnya.

Desain balihonya sendiri dikatakan akan berganti-ganti, seperti di tahap pertama ini, yakni desain balihonya nuansa kuliner, tahap kedua masuk desain wisata pantai, kemudian berikutnya wisata buatan, budaya, alam dan seterusnya. (*/Fhatir)

No More Posts Available.

No more pages to load.