Presiden Ukraina Bebaskan Narapidana Lawan Invasi Rusia

oleh
oleh

(Ilustrasi)

UPOS, Jakarta – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky membebaskan narapidana dengan pengalaman tempur untuk membantu memerangi invasi Rusia.

Saat berpidato, Senin (28/2/2022), Zelensky mengatakan, keputusannya itu tak mudah dari sudut pandang moral. Namun hal itu dibenarkan dari sudut pertahanan negara yang dilanda perang.

Dia juga meminta tentara Rusia meletakkan senjata. Zelensky mengklaim, bahwa Ukraina telah membunuh lebih dari 4.500 tentara Rusia.

“Tinggalkan peralatanmu. Keluar dari sini. Jangan percaya komandan Anda. Jangan percaya propagandis, selamatkan saja hidup Anda,” kata Zelensky.

Pemimpin berusia 44 tahun itu juga mendesak Uni Eropa, untuk segera menjadikan Ukraina anggota melalui prosedur khusus baru. “Tujuan kami adalah untuk bersama dengan semua orang Eropa dan yang paling penting berada di pijakan yang sama. Saya yakin itu adil dan saya yakin itu mungkin,” katanya.

Zelensky juga kembali mengungkapkan, terima kasihnya atas dukungan Barat.

“Dukungan terhadap koalisi anti-perang kami tidak bersyarat dan belum pernah terjadi sebelumnya,” jelasnya.

Pasukan Ukraina, yang didukung oleh senjata Barat, berhasil memperlambat kemajuan tentara Rusia. Zelensky mengatakan, 16 anak telah tewas selama empat hari pertama serangan Moskow dan 45 lainnya terluka. Ia memuji korban perang Rusia Ukraina adalah pahlawan Ukraina.

Michelle Bachelet, kepala hak asasi manusia PBB, mengatakan pada hari Senin, bahwa setidaknya 102 warga sipil, termasuk tujuh anak-anak dalam perang Rusia Ukraina. Ia mengatakan kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.

“Ukraina telah menunjukkan kepada dunia siapa kami. Dan Rusia telah menunjukkan apa yang telah terjadi,” kata Zelensky.

Zelensky juga merilis pernyataan video terbarunya sebelum negosiator Rusia dan Ukraina duduk bersama untuk pembicaraan tatap muka. Namun belum ada hasil yang berarti sehingga perundingan Rusia Ukraina akan kembali dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Sementara itu, Nikolay Mitrokhin, seorang ahli dan peneliti Rusia di Universitas Bremen Jerman, mengatakan bahwa serangan Rusia secara praktis berhenti di semua lini.

“Serangan pagi besar-besaran di (kota timur) Kharkiv telah berhasil digagalkan dan upaya untuk memasuki Kiev dari Irpen telah dihentikan,” kata Mitrokhin, dikutip melalui Tempo.co, Selasa (1/3/2022).

Ia juga menyebutkan, bahwa posisi strategis Rusia memburuk dengan cepat. “Militer Rusia menderita kerugian besar,” ujarnya.

Mitrokhin mengidentifikasi tiga serangan yang akan dilakukan Rusia. Memfokuskan kembali serangan mereka di Kiev dari utara, di kota pelabuhan selatan Odesa dan di kota timur Poltava. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.