Penanganan Covid-19 di Sulsel, Panglima TNI : Tracing Kontak Erat Harus Terus Dilaksanakan

oleh
oleh

UPOS, Makassar – Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto memimpin rapat terkait penanganan Covid-19 di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) bersama Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, di Mapolda Sulsel, Sabtu (07/08/2021).

Panglima kembali mengingatkan, kasus positif Covid-19 di provinsi itu yang masih tinggi dan harus segera diturunkan.

Marsekal Hadi menekankan, untuk menurunkan kasus positif Covid-19 di Sulsel, maka pelaksanaan tracing yang dilakukan oleh 4 Pilar harus selalu dimasifkan. Dia meminta seluruh Jajaran TNI-Polri bekerja keras untuk membantu pemerintah melindungi masyarakat memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Ingat bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian virus itu tidak pernah libur,” tegas Panglima TNI.

Kepada Panglima TNI, Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman mengatakan, langkah-langkah pengendalian Covid-19 di Sulsel saat ini terus dilakukan.

Pihaknya di antaranya menambah tempat tidur untuk ruang ICU dan ruang isolasi serta mengadakan 35 HFNC (High Flow Nasal Cannula) untuk meningkatkan kapasitas ICU dalam rangka menekan angka BOR. Penanganan Covid di Sulsel tetap dengan dukungan Sinergi dari TNI-Polri, pemerintah daerah serta seluruh komponen masyarakat.

“Baru saja saya, Bapak Kapolri dan Bapak Gubernur rapat secara virtual dengan Bapak Presiden terkait penanganan Covid-19. Adapun hasilnya agar kita bersama menurunkan mobilitas masyarakat, melaksanakan tracing secara masif dan melaksanakan isoter terhadap pasien yang bergejala dan tidak bergejala,” kata Panglima TNI.

Selain itu, Panglima TNI menekankan, untuk menggelorakan disiplin protokol kesehatan serta menjadikan disiplin 3M (Menggunakan Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak) sebagai kebiasaan baru. Petugas di lapangan harus dapat memberikan pengertian yang baik kepada masyarakat dan mampu menjelaskan kepada masyarakat secara humanis terkait pentingnya protokol kesehatan.

“Isoman juga harus dijadikan kebiasaan baru. Jika badan merasa tidak enak namun tetap harus melapor ke petugas kesehatan setempat,” ujar Panglima TNI.

Selanjutnya, mengoptimalkan 3T (Testing, Tracing dan Treatment). Kemudian, segera informasikan kasus sesegera mungkin untuk mencegah kondisi memburuk dan untuk menekan angka kematian di Sulsel.

“Tracing kontak erat harus terus dilaksanakan,” ucapnya.

Persiapan isolasi terpusat (isoter) juga harus dimaksimalkan. Tentunya harus dengan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan bagi pasien yang melaksanakan isoter tersebut. Tracing kontak erat harus diawali dengan entry test dan diakhiri dengan exit test dan tentunya harus dengan hasil negatif.

Tentunya semua hal tersebut juga memerlukan kesadaran masyarakat termasuk di antaranya laporan, dukungan tracing, disiplin pelaksanaan isoman, dukungan obat dan logistik bagi masyarakat yang melaksanakan isoman. “Lengkapi isoter dan RS dengan nakes, obat, alkes, O2 juga pengerahan bidan, relawan dan mahasiswa kedokteran,” katanya.

Selain memimpin rapat dengan Forkopimda, Panglima TNI bersama Kapolri juga mengecek penggunaan aplikasi Silacak dan Inarisk. Aplikasi ini diawaki oleh Babinsa, Babinpotmar, Babinpotdirga dan Bhabinkamtibmas yang bertugas melakukan tracing dan membuat laporan.

Aplikasi ini memberikan kemudahan bagi para petugas untuk melakukan pelacakan, pelaporan dan pemantauan kasus Covid-19 dengan teknologi digital. Ketika kontak terdekat pertama diidentifikasi, hasilnya akan dilaporkan melalui sistem aplikasi SiLacak.

Sistem ini langsung terhubung ke server pusat sehingga data tracing dapat langsung dipantau. Tracing tidak hanya menemukan kontak erat, tapi juga memantau isolasi mandiri serta kondisi para pasien.

“Jika ada kasus terkonfirmasi, segera lakukan tracing, terutama mereka yang kontak erat. Lalu, laksanakan sesuai prosedur dan dicek kondisinya, apakah pasien bergejala atau tidak, apakah harus isoman atau isoter,” terang Panglima TNI. (Arman)

No More Posts Available.

No more pages to load.