Ngaku Putra Daerah, Usman Jamin Ore Tidak Di Kapalkan, Uang Debu Masih Hutang Dengan Warga

oleh
oleh

UPOS, Luwu Timur – Humas PT PUL, Andi Usman mengaku menjamin ore nikkel yang dipindahkan ke jetty tidak dikapalkan. ” Saya secara pribadi sebagai orang disini,sebagai putra di sini menjamin tidak dikapalkan ini barang, saya menjamin ” Demikian kata Usman dihadapan tim Pemkab Luwu Timur dan warga desa Ussu . Jumat ( 31/01/2020 ).

Pernyataan Usman ini disampaikan saat tim utusan Bupati Luwu Timur masuk kelokasi penambangan PT PUL untuk melakukan cros cek realisasi instruksi Bupati Lutim dan mempertanyakan alasan pemindahan ore yang dianggap melanggar kesepakatan .

Menurut Usman, sebagaimana yang kami perjanjikan kemarin, pemindahan ore ini sebatas untuk mengamankan saja, bukan untuk dikapalkan. Pemindahan ore ini agar lokasi ini segera bisa diamankan.

Bahkan saya kata Usman, sudah antisivasi dengan geologi, jangan sekali-kali dikapalkan ini. Ini jumlahnya bisa dihitung . Sebelum kami melakukan pembenahan sebagaimana yang di minta delapan poin itu.
Hingga hari ini sudah empat puluh satu kali duntruck melakukan penimbunan ore ke jetty.

Pengangkutan ore ini ternyata membuat pemerintah Lutim tersinggung, sebab dilakukan tanpa pemberitahuan kepada pemerintah Luwu Timur. Parahnya setelah melakukan pengangkutan PT PUL memohon di izinkan melakukan pengangkutan.

Namun disaat berdialog dengan tim Pemkab Lutim, tiba-tiba datang satu mobil warga desa Ussu bersama kepala desanya Rahmat. Warga yang datang ini ternyata menentang proses pengangkutan ore nikkel tersebut. Warga meminta PT PUL menaati kesepakatan tidak memindahkan ore sebelum membenahi lingkungan.

Rahmat kepala desa Ussu dalam kesempatan tersebut mengaku sempat didatangi warganya melaporkan pihak PT PUL beraktivitas kembali. Sebagai kepala desa Rahmat mengaku serba salah , olehnya itu ia meminta ada komunikasi yang baiklah antara pihak perusahaan dengan pemerintah desa . Sehingga pemerintah desa juga tahu apa yang terjadi di wilayahnya.

” Terus terang saya tidak dapat pemberitahuan dari PT PUL terkait aktivitas penganguktan ore nya ini ” Ungkap Rahmat.

H. Agus, salah seorang warga desa Ussu mengatakan imbas dari pertambangan ini lari kepemukiman warga yang ada dibawah lokasi penambangan ini . Semenjak ada tambang ini Agus mengaku kemerdekaannya terampas. Selalu dilanda rasa was-was, karena setiap hujan keras tidak bisa tidur nyenyak dirumah. Takunya kalau ada longsor. ” Siapa yang jamin ini tidak longsor ” Ungkap Agus

Kemudian kerugian yang dialaminya semenjak ada perusahaan tambang ini pembibitan udangnya tidak maksimal, sebab air yang digunakan untuk membibit udang sudah tercampur lumpur dan keruh. Kemudian ada lahannya yang dulu banyak orang mau beli sekarang sudah tidak mau orang membelinya, karena tepat berada dibawah lokasi penambangan.

Kemarin kami sudah menyuarakan agar perusahaan ini ditutup, jika tidak bisa bebaskan semua pemukiman warga yang ada di bawah tambang ini supaya aman. Jangan hanya mementingkan kepentingan satu dua orang masyarakat dikorbankan. Kata Agus

Seandainya PT PUL duluan menambang disini, secara pribadi saya ikhlas pindah mencari tempat yang lain, tetapi inikan terbalik, kami sudah lama tinggal disini baru PT PUL ini masuk. Tidak pernah juga kami bayangkan model penambagang PT PUL ini seperti ini. Padahal Sebelumnya juga kami sudah menyampaikan kepemerintah dan PT PUL jangan menambang diatas pemukiman, kenapa ini lolos.

Terkait kompensasi PT PUL terhadap warga, Agus mengaku yang dia tahu selama ini cuma uang debu. Besarannya Rp. 1000 per satu ton. ” Itupun di Hutang, kalau tidak salah kalau bukan enam tongkang , sembilan tongkang tidak dibayar sampai sekarang. ” Ungkap Agus. ( UjungpandangPos/***)

No More Posts Available.

No more pages to load.