Menakar Peluang 4 Kandidat Wakil Wali Kota Makassar: Siapa Untung, Siapa Buntung?

oleh
oleh

UPOS, Makassar- Farmawati Rusdi, Abdul Rahman Bando, dr. Fadli dan Zunnun Halid, menjadi empat nama kandidat bakal calon wakil yang ikut mewarnai Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, pada 9 Desember mendatang.

Hal itu lantaran keempatnya hampir pasti akan mendampingi 4 bakal calon wali kota Makassar yang sampai saat ini masih disibukkan dengan dukungan partai politik. Ada Moh Ramdhan Danny Pomanto, Munafri Arifuddin, Irman Yasin Limpo dan Syamsu Rizal.

Danny diketahui sudah sepakat berpasangan dengan Fatmawati Rusdi. Pasangan yang mengusung jargon ADAMA, sejauh ini telah mengantongi dua dukungan partai politik, yakni NasDem dan Gerindra.

Kemudian, Munafri Arifuddin yang juga telah menyebar sejumlah gambar sebagai bentuk sosialisasi, menggaet Abdul Rahman Bando. Dengan jargon MARHABAN, pasangan ini belum satu pun mendapat dukungan resmi partai. Namun, parpol seperti PPP, Demokrat, Hanura, Perindo, dan Berkarya santer diisukan akan merapat ke kandidat ini.

Sedangkan, Irman Yasin Limpo yang telah mendapat dua sokongan parpol, yaitu Golkar dan PAN belum mengumumkan duetnya kelak. Hanya saja, isu yang berkembang, jika None — sapaan Irman — akan menggandeng kader Golkar, Andi Zunnun.

Lain halnya dengan Syamsu Rizal-dr. Fadli Ananda. Keduanya termasuk figur yang lebih dulu mengumumkan akan berpasangan, pada kontestasi politik tahun ini. Duet yang akrab dijuluki ‘Dilan’ itu hampir pasti diusung PDIP, PKS dan PKB.

Lalu bagaimana kekuatan politik masing-masing bakal calon wakil dari empat nama tersebut?

Pengamat politik dari UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad mengatakan, keempatnya adalah figur baru yang mewarnai perpolitikan di Kota Makassar, yang dinilai belum bisa memberikan dampak elektoral signifikan terhadap bakal calon wali kota yang ada.

“Belum, secara figur belum. Ini masih tanda tanya sebenarnya. Belum bisa dinilai apakah ada di antara mereka yang kuat atau tidak kuat bagaimana, yang penting antinya akan sangat tergantung dengan strategi yang dijalankan,” kata Firdaus.

Fatmawati misalnya. Kata Firdaus, mantan kontestas Pilkada Sidrap 2018 itu ialah orang baru berpolitik di Kota Makassar.

“Itukan hanya pakai nama Rusdi Masse (Ketua DPW NasDem Sulsel) saja. Itupun tidak terlalu bagaimana (kiprah politiknya) di Makassar. Kalau (perpolitikan di) Sulsel mungkin iya (ada dampaknya), apalagikan (RMS) mantan Bupati Sidrap,” paparnya.

Kemudian ada Zunnun, yang dinilainya hanya membebani None saja. Sejauh ini, kata Firdaus, kalaupun Zunnun memberikan keuntungan, itu hanya dari segi dukungan partai Golkar saja.

“Bukan berarti Zunnun tidak (memberikan dampak positif), tapi lihat dulu apakah Zunnun yang terbaik dari Golkar atau masih ada lainnya,” jelas Firdaus.

Sementara pasangan Appi, yakni Abdul Rahman Bando, kata Firdaus merupakan birokrat senior di pemerintahan kota Makassar. Namun, hal itu tidak menjamin keterpilihannya akan baik.

“Memang birokrat itu baik untuk posisi wakil, tapi kan sekarang itu tidak lagi penting, karena baik wali kota maupun wakilnya, posisi mereka adalah manejerial dari pemerintahan. Yang bekerja adalah dinas-dinasnya,” ungkapnya.

Hampir sama dengan tiga nama di atas, dr. Fadli juga dinilai Firdaus baru populer belakangan ini, terlebih tidak punya pengalaman berpolitik.

“Fadli bukan orang politik. Dia orang profesional,” imbuh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar ini.

“Tetapi bukan berarti karena baru, tidak akan melejit (keterpilihannya) Ini semua tergantung strategi. Sekarang belum dimainkan strateginya. Sekarang adalah mencari dukungan partai, masih fokus di jakarta semua, di pusat,” pungkasnya. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.