Hipermawa Desak Inspektorat Transparan, Terkait Temuan dalam LHP

oleh
oleh

UPOS, Wajo – Koalisi Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Wajo (Hipermawa) dan AMIWB, menggelar aksi unjuk rasa, di depan kantor Inspektorat dan Kantor Bupati Wajo, Selasa (13/07/2021) sore.

Para mahasiswa menuntut, agar Bupati Wajo, Amran Mahmud mencopot Kepala Inspektorat Daerah Kabupaten Wajo.

“Kami meminta Bupati Wajo mencopot Kepala Inspektorat,” ujar Syaifullah AM, salah satu mahasiswa saat melakukan orasi.

Dijelaskannya, Inspektorat Daerah tidak transparan dalam penanganan sejumlah temuan yang tercatat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). Terkhusus pada pengadaan mobil ambulans desa yang bermasalah dan sejauh ini belum ada titik terang.

“Hal ini menjadi atensi, sebab ada temuan berdasarkan LHP yang dikeluarkan BPK pada realisasi APBDes 2018 dan 2019,” ungkapnya.

Menurutnya, tak ada mobil yang diadakan oleh pemerintah desa, yang sesuai dengan spesifikasi ambulans. Karena, pemerintah desa malah membeli mobil jenis MPV, dan perlengkapan ambulans jelas tak ada dalam mobil tersebut.

Diketahui, Pemkab Wajo mengeluarkan edaran, agar seluruh mobil itu dibranding seragam.

“Ini (branding) juga jadi temuan, tapi hingga hari ini belum ada upaya memperbaiki. Dan diduga banyak temuan lain yang ada di Inspektorat yang tidak dilimpahkan ke APH,” terangnya.

Ipul sapaan akrabnya mengatakan, pengadaan ambulans desa itu jelas melanggar Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Permendes PDTT) nomor 16 tahun 2018.

“Kita minta kasus ini diusut tuntas, karena sangat jelas melanggar aturan yang ada, apalagi tidak ada upaya pemerintah desa melakukan perbaikan terhadap ambulans desa itu,” tambahnya.

“Hingga hari ini belum ada upaya melakukan audit, tentang dana hibah, baik yang digunakan oleh Ormas maupun OKP, karena diduga ada dana hibah dipergunakan tidak sesuai peruntukannya,” tuturnya.

Aktivis Aliansi Mahasiswa Indonesia Wajo Bersatu (AMIWB), pun akan berencana melakukan pengaduan ke Propam Polda Sulsel.

Mahasiswa menilai, saat aksi, Kabag OPS Polres Wajo, tidak humanis dan persuasif terhadap setiap gerakan mahasiswa di Wajo.

Syaifullah AM, yang juga aktivis AMIWB, berencana untuk melakukan pengaduan dan meminta kepada Kapolda Sulawesi Selatan untuk mengevaluasi Kabag OPS Polres Wajo.

“Kami akan memasukkan pengaduan ke Polda dan meminta Pak Kapolda untuk mengevaluasi atau bila perlu mencopot Kabag OPS Polres Wajo. Karena setiap kali teman-teman aksi, ketegangan antara Kepolisian dan Mahasiswa selalu terjadi. Dan itu di picu oleh sikap arogannya pak kabag,” jelas Syaifullah AM, melalui rilisnya, Selasa (13/07/2021).

Ketegangan terjadi, karena mahasiswa hendak membakar ban sebagai bentuk ekspresi kekeceeaannya terhadap pemerintah Kabupaten Wajo.

“Saya kira bakar ban itu sah-sah saja, tidak merugikan negara. Karena itu, bentuk kekecewaannya kami sebagai Mahasiswa. Akan tetapi, perilaku Kabag OPS dengan cara tidak humanis dan terkesan kasar yang selalu memicu keributan. Seharusnya pak kabag melakukan pendekatan persuasif, tapi itu tidak pernah di lakukan dan tindakannya jauh dari kata Presisi,” pungkasnya. (Arman)

No More Posts Available.

No more pages to load.