Bentrok Warga di Flores Timur, Seorang Polisi Terkena Panah

oleh
oleh

(Ilustrasi) 

UPOS, Flores Timur – Bentrok antar warga kembali terjadi di Kecamatan Adonara Timur, Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Kamis (7/10/2021) siang.

Tiga orang mengalami luka, yakni dua anggota Polri dan seorang remaja menjadi korban dalam bentrok antar warga yang terjadi di Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Nusa Tenggara Timur, Kombes Pol Rishian Krisna kepada wartawan di Kupang, berkaitan dengan perkembangan terakhir kasus konflik antar warga, tepatnya di Desa Narasausina dengan warga di lingkungan Wotan.

“Ada tiga orang yang menjadi korban dalam konflik itu, dua orang anggota Polri yang sedang bertugas dan seorang remaja,” ungkapnya, dikutip Antara.

Menurut Krisna, seorang anggota Polri yang bertugas di Polsek Adonara Timur mengalami luka panah di paha bagian kanan dan seorang lagi mengalami luka akibat terkena lemparan batu.

Sementara seorang remaja yang menjadi korban, mengalami luka di bahu kiri akibat terkena panah.

“Saat ini para korban sedang ditanggani oleh petugas medis,” jelasnya.

Krisna mengatakan, bahwa kejadian tersebut bermula akibat adanya perselisihan antar pribadi, tetapi kemudian dibawa ke kelompok dari masing-masing orang yang berselisih itu sehingga menjadi meluas.

Dari kejadian tersebut, katanya, situasi di lokasi kejadian sudah berangsur aman dan dapat dikendalikan, dan patroli dari anggota terus dilakukan untuk mencegah kembali terjadinya bentrokan.

“Terkait yang memicu terjadinya bentrokan itu saat ini masih dalam penyelidikan,” tambahnya.

Dalam kasus ini, Kepolisian Resor (Polres) Flores Timur (Flotim) mengerahkan 30 personel untuk membantu penanganan konflik antar warga yang kembali pecah di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis siang.

“Kami telah menerjunkan 30 personel yang bergabung dengan personel Polsek Adonara Barat dan Adonara Timur untuk mengamankan situasi di lapangan,” ucap Wakil Kepala Kepolisian Resor Flores Timur, Komisaris Polisi Jance Seran.

Terpisah, Wakil Bupati Flores Timur, Agutinus Payong Boli meminta semua elemen warga agar menahan diri dalam menyikapi bentrok antarwarga yang kembali terjadi di Pulau Adonara.

“Semua pihak harus menahan diri dan tidak libatkan diri dalam masalah ini agar persoalan bisa dilokalisir,” ujarnya.

Agustinus mengatakan, pemerintah bersama TNI dan Polri akan menyelesaikan masalah ini dengan pendekatan budaya adat Lamaholot. Oleh sebab itu ia meminta semua pihak menahan diri dan tidak ikut terlibat agar masalah tersebut tidak melebar ke mana-mana.

Penyelesaian persoalan tersebut, kata Wabup, akan dilakukan melalui pendekatan budaya Lamaholot dengan filosofi “kakan keru arin baki” yang artinya semua warga suku Lamaholot saling bersaudara dan kampung-kampung adalah kampung kakak beradik.

“Kami yakin persoalan ini bisa terselesaikan karena hakikat Lamaholot adalah ‘kakan kerun arin baki’,” terangnya.

Agustinus menambahkan, saat ini tengah dilakukan pendekatan keamanan dan persuasif budaya, yang melibatkan tokoh agama, adat, dan masyarakat. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.