BAK Bedah Peran Bunda Baca Maros, Prof. Ima dan Ismail Wekke Perkuat Literasi Budaya

oleh
oleh

Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), S.Sos., M.M, Prof. Andi Ima, Ismail Suardi Wekke di Workshop Literasi Budaya, di Rammang-Rammang, Kabupaten Maros, Sabtu (27/8/2022). (Ist)

UPOS, Maros – Panitia Festival Budaya Salenrang Kabupaten Maros digelar di Dusun Rammang-Rammang, Desa Salenrang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/8/2022), kembali menggelar Workshop Literasi Budaya.

Dengan menghadirkan, Bachtiar Adnan Kusuma (BAK), S.Sos., M.M Tokoh Penerima Penghargaan Tertinggi Nugra Jasadharma Pustaloka Perpustakaan Nasional RI.

Menurut BAK, dalam membangun kawasan literasi, Kabupaten Maros telah menghadirkan Bunda Baca Maros pertama di Sulawesi Selatan, Hj. Ulfiah Nur Yusuf Chaidir.

Mengapa penting hadir bunda baca Kabupaten Maros, karena sesuai dengan UU Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan, UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, UU Nomor 3 Tahun 2017 Tentang Perbukuan, UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah, PP Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan UU Nomor 43 Tahun 2007, Perda Literasi Kabupaten Maros Tahun 2022 Pasal 4 ayat D dan E.

Karena itu, BAK menguraikan, dengan terstruktur bahwa Bunda Baca adalah ibu yang memiliki kepedulian, perhatian dan membudayakan kegemaran membaca di tengah masyarakat.

“Dalam perjalanannnya Bunda Baca Hj. Ulfiah Nur Yusuf Chaidir sejak Januari hingga Agustus 2022 telah melahirkan puluhan karya nyata dan inovasi terkait fungsi dan perannya sebagai Bunda Baca Maros. Selain itu, Bunda Baca Literasi juga bergerak di Maros oleh Hj. Suhartina Bohari,” kata BAK.

Sementara Ismail Suardi Wekke, Ph.D Sekretaris Dewan Pendidikan Maros, menggambarkan bagaimana Korea Selatan dan Indonesia memiliki hari Kemerdekaan yang beriringan.

Meski memiliki hari kemerdekaan yang berdekatan, Korea Selatan jauh lebih maju melampaui Indonesia. Alasannya, selain karena Korea Selatan menerapkan “Saemaul Undong” yang sama halnya dengan “Gotong Royong” di Indonesia, karenanya Korea Selatan berhasil menguasai hampir setiap sektor dan produk-produknya mendunia seperti Samsung, Sanyo, Hyundai, hingga Lem Korea.

Ketua STIE Tamalate ini, menilai Kawasan Geopark Maros-Pangkep harus dilestarikan demi menjadi Kawasan UNESCO. “Tugas kita ialah mencegah pengrusakan terhadap alam, khususnya KARST yang menjadi daya tarik Rammang-Rammang,” tegas Ismail.

Prof. Dr. Hj. Andi Ima Kesuma, menekankan Kawasan Geopark Maros-Pangkep akan dirintis menjadi Kawasan UNESCO, dan tantangannya kini lebih berat dibandingkan tantangan masa lalu karena masa kini telah memasuki fase globalisasi.

“Produk-produk hingga hal-hal dari negara lain mulai merajalela hingga kearifan lokal mulai tergerus dab Budaya mendongeng sudah jarang ditemukan dalam parenting di sebuah keluarga,” ucap Prof. Ima.

Selain itu, Prof. Ima menegaskan kembali, bahwa Maros kaya dengan peninggalan manuscript. Dalam menghadapi Kawasan Rammang-Rammang sebagai situs wisata dunia, penduduk lokal sebaiknya menyiapkan kamar untuk turis, menjaga kebersihakan lingkungan, membudayakan ramah dan sopan santun, serta belajar berbahasa Inggris. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.