Sulsel Berhasil Ekspor 18 Komoditi Unggulan

oleh -41 Dilihat
oleh

UPOS, Makassar– Dalam satu tahun kepemimpinannya, Gubernur Sulawesi Selatan, Prof. HM Nurdin Abdullah berhasil mengekspor 18 komoditas unggulan di antaranya rumput laut, ikan, udang, berbagai komoditas pertanian seperti coklat, merica, kacang mede, dan bahan logam. Tercatat, 500 kontainer dengan volume 7.930,51 ton mengangkut komoditas ekspor Sulsel menuju Jepang, China, Hongkong, Vietmnam, Korea Selatan dan Taiwan. Total pemasukan daerah atas ekspor ini mencapai 19,75 juta USD.

Bersama Menteri Perdagangan RI, Agus Suparmanto, Gubernur Nurdin Abdullah pada Rabu, 20 November 2019, kembali melepas ekspor Sulsel bersama para eksportir asal Sulsel, di Pelabuhan Makassar.

Eksportir yang berpartisipasi pada pelepasan ekspor saat ini adalah PT. Comextra Majora, PT. Biota Laut Ganggang, PT. Karbon Tionin Semesta, PT. Tri Mustika Cocominaesa, PT. Toarco Jaya, PT. Parlevliet Paraba Seafood, PT. Usaha Central Jaya Sakti, PT. Dwira Masagena, UD. Anugerah Bintang Cemerlang, PT. Bogatama Marinusa.

PT. Marine Products, PT. South Suco, PT. Huadi Nickel, P Eastern Pearl Flour Mills, CV. Sakura Prima, PT. IStana Palapa Kertas, PT. Adimitra Pinus Utama, CV. Anugerah Lestari, CV. Anugerah Sejahtera, PT. Panca Usaha Palopo, PT. Mega Citra Karya, PT. Asia Mina Sejahtera, PT. Sutraco Nusantara Megah, CV. Guna Bahari Indonesia, UD. Rahmat Bahari dan PT. Sumber Guna.

Pada kesempatan tersebut Nurdin Abdullah menyebut akan melakukan evaluasi atas regulasi penghambat investasi di Sulawesi Selatan.

“Kita akan mengevaluasi semua yang menghambat investasi, karena saya kira sangat jelas arahan bapak presiden tema utamanya adalah ciptakan lapangan kerja dan mendorong SDM yang unggul,” jelas Prof NA dihadapan Mendag RI dan seluruh pelaku eksportir.

Menurut Prof NA, tema sentral pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin adalah bagaimana menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul dan kolaborasi yang baik antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

“Saya kira ini dua tema sentral kita bisa menjabarkan bahwa kita harus bekerja berkolaborasi kita harus bersinergi dan ini sudah dilakukan di Pelindo. Alhamdulillah saya kira kedepan ini terus harus jaga, kita harus dijaga dengan baik dan kita terus melakukan koreksi-koreksi apa yang menjadi hambatan hambatan ekspor,” jelas mantan Bupati Bantaeng dua periode ini.

Selain itu, Gubernur Sulsel juga meminta kepada seluruh petani agar meningkatkan produksi rumput laut menjadi kebutuhan pokok. Ia menyebutkan, salah satu perusahaan di Sulsel membutuhkan hingga 100 ton rumput laut perharinya, sementara yang mampu disediakan oleh petani hanya berkisar 30 sampai 50 ton setiap hari.

“Eksportir kita Alhamdulillah, harga-harga komoditas kita naik, terutama rumput laut yang tadinya hanya Rp6.000 sampai Rp7.000, hari ini sudah mencapai Rp28.000,” kata Prof NA.

Tingginya angka permintaan rumput laut, dikarenakan adanya Industri olahan rumput laut di Sulsel. Ia mengatakan, industry semacam ini akan terus hadir jika ada kepastian bagi pengusaha daari pemerintah baik di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.

“2019 ini kita sudah punya industri pengoaahan, jadi sekarang sudah sampai kerajinan, mungkin melalui forum ini juga saya sampaikan rekan-rekan perbankan tinggal bagaimana produksi rumput laut kita naikkan, karena jujur saja industri terpasang itu kapasitas 100 ton per hari tapi kita baru mampu mensuplai sekitar 30 sampai 50 ton,” pungkasnya.(*)

No More Posts Available.

No more pages to load.