Demi Tugas, Penyuluh Kehutanan Ini Harus Menantang Bahaya

oleh
oleh

UPOS, Luwu Utara- Kemuliaan senantiasa disematkan pada profesi-profesi pengabdian, misalnya tenaga pendidik, petugas kesehatan, dan penyuluh pertanian dalam arti luas termasuk di dalamnya penyuluh kehutanan dan penyuluh perikanan. Bahkan Penyuluh KB dan Penyuluh Agama pun bisa dikategorikan sebagai profesi mulia.

Salah satu alasan kenapa profesi ini disebut profesi mulia dan profesi pengabdian karena profesi ini memiliki cita- cita etis kemasyarakatan yang berdampak positif, luas dan masif. Sebut misalnya guru yang memiliki cita- cita etis mencerdaskan kehidupan bangsa. Penyuluh Pertanian dalam arti luas (Pertanian, Kehutanan dan Perikanan) pun setali tiga uang.

Masih ingat statement kolosal Bung Karno yang mengatakan pangan itu soal hidup matinya sebuah bangsa?, statement ini klaim bahwa pertanian dalam arti luas memang memiliki keistimewaan, sehingga sangat pantas sisi kemuliaan disematkan pada profesi ini. Betapa terenyuhnya kita melihat perjuangan penyuluh dalam menjalankan tugas pengabdiannya.

Koordinator Penyuluh Kehutanan (PK) Kabupaten Luwu Utara, Tarmono, Selasa (26/3/2019), memosting sebuah gambar yang memuat aksi Penyuluh Kehutanan di media sosial facebook dalam mengarungi medan pengabdian. “Inilah penyuluh kehutanan Desa Sassa, Kecamatan Baebunta di lokasi Trans Buso dan Air Pulo, ”tulis Tarmono dalam akun Facebook pribadinya.

PK yang kemudian diketahui bernama Nurwati ini terlihat sedang meloncati dua batu besar saat menyeberangi sungai. Aksi Nurwati ini menuai pujian sejumlah warganet, utamanya dari rekan seprofesinya. “Loncat di bebatuan untuk menyeberang sungai dengan penuh resiko, tapi ia bisa diandalkan meski ia seorang perempuan, ”kata Tarmono.

Dari sekadar menyisipkan emoticon jempol, sampai kepada memberikan komentar bernada pujian. Warganet ramai- ramai memberikan apresiasi kepada Nurwati yang terlihat seperti “terbang” dari satu batu ke batu lainnya. Salah seorang warganet bernama Suri Audel berkomentar, “luar biasa semangat penyuluh”. Adapula yang menulis, “hebaaaat.”

Andi Baso Muhtar, KTU KPHL Unit IX Rongkong Dishut Sulsel meninggalkan tulisan, “Buktikan Merahmu”. Lain halnya Hasim, rekan Wati lainnya, menulis dengan nada bercanda, “fokus di betisnya.” Dan memang terlihat Wati mengangkat sedikit ujung celananya sampai ke betis. PK berkantor di Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) dengan alamat di Lorong Brimob Baebunta.

“Sejatinya profesi penyuluh itu memberikan seluruh jiwa dan raganya untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat. Hal ini semata-mata karena pengabdian kepada daerah, bangsa dan negara. Kita tahu mata pencaharian masyarakat Indonesia separuhnya berasal dari sektor pertanian, ”kata Tarmono.(Ujungpandang Pos/Hms)

No More Posts Available.

No more pages to load.