AIR HANGUS

oleh
oleh

*Manisnya Kopi Tanpa Gula

…”YAH, begitu susunan kata yang menurut saya masuk dalam golongan bahasa prokem yang tertera di gerobak usaha kopi mobile milik Om Rio Cukkul. Air Hangus. Senin pagi kemarin, ditemani CEO Media Ujungpandang Pos, Kaka Zadly, saya mengawali kerja dalam hitungan hari masehi setiap pekan dengan mampir mencicipinya. Jika selama ini saya selalu pada pilihan kopi susu atau kopi hitam, maka di Gerobak Air Hangus saya disuguhkan pilihan lain. Sempat terdiam saat mendengarnya, namun untuk menghilangkan rasa penasaran, maka pilihan itu saya terima.

“Ada banyak pilihan om. Bagaimana kalau saya buatkan om Kopi Bisang tanpa gula,” tutur Om Rio, salah seorang pemuda bertalenta Belopa sekaligus owner Gerobak Air Hangus tersebut, Senin (29/7/19).

Kopi murni bebas gula. Menu ini sebenarnya pernah saya coba di Warung Kopi Agatis milik seorang teman seprofesi, Aldhy Alfahmi. Jurnalis photo Media Harian Palopo Pos. Tepatnya di depan Kampus hijau IAIN Palopo. Nama kopinya kalau tidak salah adalah Panama. Juga bebas gula. Efek kopi Bang Aldhy itu membuat saya hampir dua malam sehari tidak bisa memejamkan mata. Hahaha.

Sepemahaman saya, kopi bebas gula bagi sebagian penikmat kopi adalah sesuatu yang aneh. Sebab, yang namanya kopi pasti pahit. Sehingga, hanya bisa dihitung jari penikmat kopi yang mau memilih menu racikan kopi ini. Dasar itu juga berdasarkan pengamatan ngopi saya dari satu tempat ke tempat lain. Mayoritas penikmat pesan kopi susu. Kalaupun ada memilih kopi hitam, pasti sajian gula yang diikutkan barista di samping gelas atau cangkir sebanyak dua sachet habis diaduk ke dalam kopi. Tapi, saya menyarankan agar Anda mencobanya. Supaya bisa merasakan sendiri sensasinya seperti apa.

Penyajian kopi, pula bagi sebagian kita pasti ikut memengaruhi selera. Nah, milik Om Rio Cukkul ini, cara penyajian cukup berbeda dari kopi milik Abang Aldhy Alfahmi. Anda bisa lihat sendiri dalam foto yang ikut kami tampilkan. Demikian dengan jenis kopinya. Meski berbeda, tetap ada kesamaannya, yakni rasa kopi yang sudah melalui proses pengolahan yang cukup profesional. Kopi Air Hangus menggunakan biji kopi pilihan berlabel ‘Kopi Bisang’ asal Kecamatan Latimojong.

Sruuup… Sruuup. Dua kali seruput untuk mengawalinya. Emm, meski saya bukan tergolong pecinta kopi, namun sensasi yang saya rasakan langsung muncul.

“Asam bercampur pahitnya pas banget om. Mantap… Mantap. Sangat fresh,” kata saya menafsirkan bentuk sensitifitas yang timbul di lidah saya.

Rasa takjub saya paripurna sekira 10 menit kemudian. Tidak seperti kopi pada umumnya, French Press Bisang ala Air Hangus ini sungguh spesial. Dalam tempo segitu, rasa dan pahit tadi berubah menjadi manis di lidah saya.

“Wow, sungguh sempurna om. Luar biasa. Racikan Air Hangus memang mantap. Sensansi ini jarang saya temukan. Inilah kopi. Manis tapi tanpa gula atau sejenisnya,” jelas saya meyakinkan.

“Coba biarkan dingin om baru seruput lagi. Inilah yang membedakan kopi saya dengan yang lain. Makin dingin maka kian hilang asam dan pahitnya,” sambut Rio.

Benar apa yang disebutkan Rio. Sekira 30 menit saya tongkrongi Gerobak Air Hangus, rasa kopinya semakin manis di lidah saya. Selain itu, racikan Air Hangus tidak bikin mual. Padahal, saya belum sarapan pagi saat menyeruputnya. Aroma kopinya juga tidak lama terasa dalam mulut. Yang hebatnya lagi, seceret mini Kopi French Press Bisang bebas gula itu harganya sangat terjangkau semua kalangan. Padahal, dari biji kopi pilihan pegunungan Latimojong. Jadi, kalaulah ke Belopa, luangkan waktu mencicipi racikan Air Hangus.

Palopo, 30 Juli 2019. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.